Monday, June 14, 2010

Alessandro Yang Gila Menulis!


…..Bisikan Hati…..

                “…bisikan dari hati ke hati hanya mampu didengar oleh perasaan,
                 bicara perasan ke perasaan hanya mampu didengar oleh cinta,
                 luahan cinta ke cinta hanya mampu didengar oleh dua hati yang bercinta,
                 dua hati yang bercinta bersama-sama membisikkan perasaan cinta satu suara hati..”


“Wewei, nanti.”
“Ya?” Gadis manis itu menghentikan langkahnya dan segera berpaling padaku. Dia menatapku dalam.
“Ada apa?” Gadis itu merapatiku perlahan.
“Hmmm….tak, cuma…”
“Cuma apa?”
Aduh! Kenapa saat-saat begini aku menjadi kelu? Sedangkan sebelum ini ayat-ayat power sudah kususun dengan kemas dan indah, mengapa kini lidahku mengkhianatiku? Apa yang harus kulakukan?
“Hello? Awak okay?”
“Err..ya..ya..”
“Jadi cuma apa?”
“Hmm..tak ada apa-apa, mari kita teruskan jalan..”
Kami meneruskan jalan, Wewei tersenyum melihat telatahku. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Entah apa yang difikirkannya? Malunya aku!
“Nyamankan suasana petang disini?” pertanyaan mendadak itu membuatku tersedak.
“Hah?”
“Tak, saya kata nyamankan suasana petang disini?”
“Ya..” ringkas saja jawapanku.
“Awak tak suka saya?”
Sungguh aku terkejut dengan pertanyaannya itu.
“Eh, taklah, saya suka awak.” 
Selesai melafazkan kata-kata itu, kurasakan wajahku panas dan memerah.
“Jadi kenapa macam awak acuh tak acuh saja dengan pertanyaan saya tadi?”
“Maafkan saya, saya tak sengaja. Awak cantik.” Tak sangka aku boleh berkata seperti itu. Aku kembali memarahi diriku tergagap-gagap.
“Ya? Thanks.” 
Wewei memandangku sambil tersenyum manis. Rasanya bergetaran seluruh jantungku menatap wajahnya yang putih kemerah-merahan itu tersenyum, apatah lagi dihiasi lesung pipi, menambahkan manis dan seri di wajahnya. Andai saja aku dapat memilikinya. Bagaikan ada saliran elektrik menyengat di seluruh badanku.
“Hah, kita dah sampai pun. Nampaknya jalan kita sampai disini. Awak ke sebelah kanan dan saya ke sebelah kiri ya”
Nampaknya kami dah sampai ke persimpangan jalan. Aku hanya mengangguk lemah dan tersenyum tawar bila dia mula melangkah pergi meninggalkanku yang masih termangu-mangu menatapnya. Wewei kemudian berhenti mendadak.
“Kenapa awak tak jalan?”
“Err..tunggu awak jalan, nak pastikan awak selamat.”
“Awak ni, ada-ada saja. Bye, jumpa esok.”
Mendengar perkataan jumpa esok itu bagaikan mendapat satu kuasa baru di dalam tubuhku, alangkah berbunganya hatiku..

No comments:

Post a Comment